Karangan Ilmiah dan Karangan NonIlmiah

Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234). Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.

Karangan Ilmiah
1.       Pengertian Karangan Ilmiah
Ada beberapa definisi tentang karya atau karangan ilmiah. Salah satu diantaranya adalah yang dikemukan oleh Brotowidjoyo (195:8-9), “Karya Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan benar”. Sementara menurut Eko Susilo, M. (1995:11), karangan ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmuannya. Menurut Jones (1960) Karangan Ilmiah dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Karangan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu ( profesional ) yang biasanya bersifat karya ilmia tinggi yang disebut dengan istilah karya ilmiah. 2. Karangan ilmiah yng ditujukan kepada masyarakat umum yang disebut dengan istilah karangan ilmiah populer.
Sementara itu, menurut Wikipedia bahasa Indonesia, karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
            Nah begitulah kurang lebih sedikit uraian tentang pengertian karangan ilmiah. Selanjutnya saya akan menguraikan ciri-ciri karangan ilmiah.

2.      Sifat-sifat karangan ilmiah :
1.       Non teknis kongkrit
Informatif, bernada popular, spesifik dan konkrit, tanpa ajakan, emosional atau imaginative, sistematis dan ditunjukan kepaa pembaca dengan pengetahuan ilmiah dasar
2.      Teknis umum
Informatif, teknis, tidak untuk keberuntungan pribadi, masalah secara umum, kongkrit, tidak ada ajakan emosional, ditunjukan pada pembaca berpengetahuan teknis
3.      Abstrak normal
Informatif, umum, non teknis, tidak untuk kepentingan pribadi menyertakan pendapat orang lain tanpa bukti, tidak ada ajakan emosional, popular
4.      Spesifik historic
Informatif, sumber sejarah, tanpa ajakan emosional, tidak untuk kepentingan pribadi, tidak memuat penilaian, kongkret, spesifik, semi teknis, bahasa dan susunan formal.

3.      Ciri-Ciri Karangan Ilmiah:
·         Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
·         Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
·         Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
·         Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
·         Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
·         Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
·         Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

4.      Tujuan karangan ilmiah :
·         Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
·         Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
·         Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
·         Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
·         Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

5.      Macam-macam karya ilmiah
     Setelah membahas pengertian serta ciri-ciri karangan ilmiah, dibawah ini saya akan menyebutkan dan menjelaskan macam-macam karangan ilmiah. Macam-Macam Karangan Ilmiah:
Karya ilmiah Penelitian.
1.       Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk memenuhi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah adalah bentuk karangan ilmiah yang paling sederhana.
2.      Naskah Seminar ,adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
3.      Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
4.      Laporan hasil penelitian, Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
5.      Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).
Karya Ilmiah Pendidikan
1.       Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Biasanya skripsi ditulis untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana.
2.      Tesis, adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan bari yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih. Dengan kata lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis biasanya ditulis untuk melengkapi ujian sarjana strata dua (magister).
3.      Disertasi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Intinya disertasi adalah karya ilmiah yang mengemukakan satu atau beberapa dalil disertai pembuktian berdasarkan data dan fakta yang diamatinya. Disertasi merupakan karya ilmiah untuk memperoleh gelar doktor. 
Karya Ilmiah Pekerjaan
1.       Kertas kerja, seperti haknya makalah, kertas kerja juga merupakan karangan ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam di bandingkan analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi, tujuan utanmanya adalah untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.

6.      Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
o   Bagian Pembuka
·         Cover
·         Halaman judul.
·         Halaman pengesahan.
·         Abstraksi
·         Kata pengantar.
·         Daftar isi.
·         Ringkasan isi.
o   Bagian Isi
~   Pendahuluan
·         Latar belakang masalah.
·         Perumusan masalah.
·         Pembahasan/pembatasan masalah.
·         Tujuan penelitian.
·         Manfaat penelitian.
~    Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
~    Pembahasan teori
~    Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
~    Pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian
~   Waktu dan tempat penelitian.
~   Metode dan rancangan penelitian
~   Populasi dan sampel.
~   Instrumen penelitian.
~   Pengumpulan data dan analisis data.
o   Hasil Penelitian
~    Jabaran varibel penelitian.
~    Hasil penelitian.
~    Pengajuan hipotesis.
~    Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
o   Bagian penunjang
~    Daftar pustaka.
~    Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
~    Daftar Tabel
~    karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.

Karangan non ilmiah
1.       Pengertian karya non ilmiah
Karangan non ilmiah merupakan karangan yang sudah lazim digunakan dalam dunia tulis-menulis, karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan karangan fiksi ataupun non fiksi, perbedaan yang cukup mencolok dari kalangan ilmiah dengan karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat hasil penelitian sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang bebas dan berasal dari pemikiran sang penulis itu sendiri contohnya adalah novel, roman, cerpen, puisi, dan lain sebagainya.

2.      Sifat karya non Ilmiah :
1.       Emotif
Sdikit informasi, kemewahan & cinta menonjol, melebihkan kekenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis
2.      Persuasif
Cukup informative, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca
3.      Deskriptif
Informatif sebagian imaginative dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat pribadi
4.      Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadang-kadang mendalam tanpa bukti, berprasangka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasar, subyektif dan pribadi

3.      Macam-macam karya non-ilmiah
a.      Dongeng
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern.
b.      Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
c.       Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italianovella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita". Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
d.      Drama
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan". Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

4.      Ciri-Ciri Karya non-Ilmiah
Ciri-ciri karya non-ilmiah biasanya bersifat:
·         Non Teknis Konkrit :Informatif, bernada populer, imajinatif,dll
·  Teknis Umum :Informatif,umum, tidak untuk kepentingan pribadi,masalah secara umum,tidak ada ajakan emosional,konkrit,dll.
·   Abstrak normal :Informatif, umum, non teknis,Tidak untuk kepentingan pribadi, populer,dll.
·         Spesifik Historis : spesifik,sumber sejarah, bahasa dan susunan formal,dll.
·         Emotif : sedikit informasi, tidak sistematis,dll
·     Persuasif : cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca,dll
·    Deskriptif : Informasi sebagian imajinatif dan subyektif,pendapat pribadi, nampaknya dapat dipercaya.
·         Kritik : Tanpa dukungan bukti :tidak memuat informasi spesifik,
berprasangka menguntungkan, formal,dll.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
·                     Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
·                     Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
·                     Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

Daftar Pustaka:
Arifin, E. Zaenal. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/pengertian-karya-ilmiah-lengkap/
http://muhammadnurulmuhtadi.blogspot.com/2011/02/ciri-ciri-karya-non-ilmiah-dan-macamnya.html
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/08/pengertian-dan-jenis-jenis-karangan-566867.html

http://alfa-wardianto.blogspot.com/2012/10/karangan-ilmiah-pengertian-ciri-ciri.html

Metode DEDUKTIF dan INDUKTIF

1.             Penulisan Deduktif
o   Pengertian Paragraf Deduktif
Ada beberapa pengertian paragraf deduktif, tetapi meskipun begitusemuanya memiliki maksud yang sama. Ada beberapa pengertian dariparagraf deduktif, antara lain sebagai berikut:
·         Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki  ide pokok ataukalimat utamanya di awal paragraf, kemudian diikuti olehkalimat-kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
·         Paragraf deduktif adalah paragraf yang  diawali dengan kalimat utamayang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan khusus.
·         Paragraf deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dariperistiwa-peristiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus.

o   Ciri-ciri Paragraf Deduktif
Ada beberapa ciri paragraf deduktif, antara lain sebagai berikut:
a.    Kalimat utama letaknya di awal paragraf.
b.    Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul denganpenjelasan berupa pernyataan khusus.
c.    Diakhiri dengan penjelasan yang spesifik.

o   Contoh – contoh Paragraf Deduktif

A.    Contoh Paragraf Deduktif 1
Kawasan Betawi telah lama dihuni orang. Bahkan, jauh sebelum datangnyapenduduk berbahasa Melayu, yang baru tiba sekitar abad ke-10 M. Penghuni awal kawasan Betawi ini bisa dikatakan sebagai masyarakat“proto” Betawi. Kesimpulan tersebut berdasarkan ditemukannya situsBabelan, Bekasi, Karawang dan Subang yang berasal dari abad ke-2M. Menurut Prof. James T. Mc Collin, penemuan tersebut menandakan  masyarakat proto Betawi tersebut telah menghuni daerah di sekitar aliransungai besar, seperti Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, danCitarum. Mereka diyakini telah tinggal di daerah yang kini dikenalsebagai Cengkareng, Sunter, Tanah Abang, Cilincing, Kebon Sirih,  RawaBelong, Sukabumi, Kebon Nanas, Jatinegara, Cawang, Cililitan, KramatJati, Condet, Kelapa Dua, Cipete, Pasar Minggu, Pondok Gede, LentengAgung, Tanjung Barat, Pasar Jumat, Karang Tengah, Ciputat, Pondok Cabe,Cipayung, dan Serpong. Jadi, penduduk proto Betawi tersebut telahmenyebar hampir di seluruh wilayah Jakarta.

B.     Contoh Paragraf Deduktif 2
Jangan pernah menyepelekan kemampuan marinir TNI AL. Kemampuan prajuritnya di lautan tak perlu diragukan lagi. Mereka telah dilatihuntuk dapat menyeberangi Selat Sunda selama 12 jam non stop melewatipusaran-pusaran arus yang sangat berbahaya. Pengakuan dari PanglimaArmada ke-7 militer AS  yaitu Laksamana Madya Scott van Buskirk padasaat latihan latihan militer bersama antara  kedua negara dalamCooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) sebagai buktinya.  Iamengatakan Angkatan Laut AS justru masih harus belajar operasi militerdi laut dari pasukan Marinir Indonesia. Selain pasukan Marinir dinilai memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan patroli dan operasiantiperompakan di perairan tersibuk di dunia seperti Selat Malaka.

o   Pengertian Dasar Deduktif
Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal padasuatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan entinem. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.

Jenis-jenis Penalaran Deduktif  :
a)   Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.Silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.


 Bentuk silogisme :
·      Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
Premis 1 : Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Premis 2 : Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Konklusi  :Akasia membutuhkan air (Konklusi)

·      Silogisme Hipotesis 
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
a)    Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
     Premis 1 : Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Premis 2 : Sekarang hujan.(minor)
Konklusi  : Saya naik becak (konklusi).
b)   Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
     Premis 1 : Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
    Premis 2 : Sekarang bumi telah basah (minor).
     Konklusi  : Hujan telah turun (konklusi)
c)    Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Premis1         : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Premis 2        : Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Konklusi       : Kegelisahan tidak akan timbul.
d)   Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Premis 1 : Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Premis 2 : Pihak penguasa tidak gelisah.
Konklusi  : Mahasiswa tidak turun ke jalanan.

·      Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Premis 1 : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis 2 : Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

·         Entinem
Entinem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.
Misalnya :
Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yang kesusahan.

Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.”

2.    Penulisan Induktif
v  Pengertian Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah salah satu jenis paragraf yang memiliki fungsi untuk menerangkan atau memaparkan suatu pokok bahasan atau masalah dengan pola penulisan dari khusus ke umum. Maksud dari pernyataan pola penulisan khusus ke umum adalah paragraf ini akan memberikan informasi, keterangan atau fakta rinci atau yang lebih sempit lingkupnya terlebih dahulu baru kemudian dengan cermat memberikan keterangan yang lebih umum atau simpulan pokok bahasan di akhir paragraf.
Jenis paragraf ini dikenal juga dengan paragraf yang memiliki kalimat utama di akhir paragraf. Banyak referensi kebahasaan yang mengatakan hal serupa, namun informasi umum yang dimasuk kan di akhir paragraf tersebut tentunya tidak hanya berbentuk sebuah kalimat, ide pokok tersebut juga bisa terbagi dalam lebih dari satu kalimat utuh. Jadi untuk memahami jenis paragraf ini, anda harus memandangnya secara keseluruhan.
Terkadang pola dari jenis paragraf ini juga akan menampilkan keterangan atau ide pokok pada awal paragraf. Jadi susunan lengkapnya  akan menjadi umum-khusus-umum. Dan yang wajib dipahami adalah ide pokok yang terdapat di awal paragraf hanyalah menjadi pembuka untuk memberikan gambaran apa yang akan dibahas dalam paragraf tersebut. Selebihnya akan ditegaskan kembali di akhir paragraf.

v Ciri-ciri Paragraf Induktif
Secara umum kita bisa melhat ciri-ciri dari jenis paragraf induktif,  yaitu sebagai berikut:
a.       Adanya keterangan, informasi atau ide yang bersifat khusus pada awal dan pertengahan paragraf. Biasanya keterangan tersebut terdapat dalam jumlah yang cukup banyak disertai dengan pendukung lain seperti fakta fakta tertaik.
b.      Adanya keterangan, informasi atau ide yang bersifat umum di akhir paragraf. Namun terkadang juga ditemukan hal serupa di awal paragraf untuk memperkenalkan bahasan dari paragraf tersebut.
c.       Adanya penguat di akhir paragraf yang menunjukkan simpulan dari paragraf tersebut.

v Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. 
Jenis – Jenis penalaran Induktif :
1.      Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
a)      Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.
b)      Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.

2.      Hipoteses dan Teori
Hipotese adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu dalam penuntuk dalam penelitian fakta lebih lanjut. Sebaliknya teori merupakan hipotese yang relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese. Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara mengenai sebab-sebab atau relasi fenomena-fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah diuji dan dapat diterapkan pada fenomena yang relevan atau sejenis.
Untuk merumuskan hipotese yang baik perhatikan ketentuan berikut:
a)      Memperhitungkan semua evidensi yang ada
b)      Bila tidak ada alasan lain, maka antara dua hipotesa yang mungkin diturunkan, lebih baik memilih hipotesa yang sederhanan daripada yang rumit.
c)      Sebuah hipotese tidak pernah terpisah dari semua pengetahuan dan pengalaman manusia
d)     Hipotese buka hanya menjelaskan fakta-fakta yang membentuknya,tetapi harus menjelaskan fakta-faktasejenis yang belum diselidiki.

3.      Analogi
Penalaran Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogidapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkankesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
a)      Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b)      Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
c)      Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh :
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu,seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran,dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya denganmendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
4.      Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang salingberhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel berbunyi. Dalamkehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalanbecek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
a)      Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapatmenyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebabkadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukankemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihatpada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.Contoh :Belajar menurut pandangantradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlh ilmupengetahuan. ‘Pengetahuan´ mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuanmemegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.
b)      Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapidalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.Contoh : Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam.Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua dan pengaruhmasyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.
c)      Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain. Contoh : Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
5.      Induksi dalam metode Eksposisi
Sebagai telah dikemukakan diatas, untuk menetapkan apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penelitian, apaka data dan informasi itu merupakan kenyataan atau yang sungguh-sungguh terjadi. Pada tahap selanjutnya pengarang atau penulis perlu mengadakan penilaian selanjutnya, guna memperkuat fakta yang akan digunakan sehingga memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Dengan kata lain, perlu diadakannya seleksi untuk menentukan fakta mana yang akan dijadikan evidensi.
a)      Konsistensi
Dasar pertama yang dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan digunakan sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten,  tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi lainnya.
b)      Koheresi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penelitian fakta yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan sikap yang berlaku. Penulis harus dapat meyakinkan para pembaca untuk dapat setuju, atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang kemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu konklusinya.

v  Contoh Paragraf Induktif
Berikut ini contoh paragraf induktif dengan tema pendidikan:
Kesempatan mendapatkan pendidikan diharapkan akan semakin maju kedepan. Pemerintah telah mencanangkan cukup banyak program terkait dengan peningkatan mutu dan juga kualitas dari pendidikan di Indonesia. Diantaranya adalah program sekolah gratis. Program tersebut merupakan langkah nyata yang diharapkan bisa mengatasi problematika dunia pendidikan. Tidak akan ada alasan bagi siswa untuk kesulitan mendapat pendidikan yang layak. Tidak hanya itu, kini telah banyak juga bantuan beasiswa yang bisa menjadi alternatif lain mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Para siswa baik dengan ekonomi yang kurang memadahi atau pun siswa dengan prestasi membanggakan mendapatkan perhatian yang sama besarnya. Dan pastinya, dengan semua usaha bersama tersebut, tujuan pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan akan dapat tercapai dengan baik.

from : http://imazshare.wordpress.com/  
          http://ajengnurfitriani.blogspot.com/




Konsep Bahasa Menurut Para Ahli

Konsep Bahasa Menurut Mackey 1986:12

Pengertian Bahasa Menurut Mackey:  Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.

Menurut Mackey bahasa adalah sistem yang berarti memiliki sebuah proses dalam pengerjaannya. Kata arbitrer diatas adalah tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dengan kata lain, hubungan antara bahasa dan wujud bendanya hanya didasarkan pada kesepakatan antara penurut bahasa di dalam masyarakat di sebuah Negara yang bersangkutan. Kesepakatan tersebut juga bisa terajadi diantara masyarakat pengguna bahasa disaerah tertentu. Misalnya, lambang bahasa yang berwujud bunyi ayam dengan artiannya yaitu seekor binatang berkaki dua yang biasa diternak, tidak ada hubungannya sama sekali, tidak ada ciri alamiahnya sedikit pun.
Definisi bahasa yang disampaikan Mackey sangatlah kompleks. Ia memberikan pandangan atau anggapan bahwa kata- kata sebagai penanda tidak memiliki hubungan dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan, kesepakatan atau persetujuan masyarakat yang didahului pembentukan secara kelompok.
Menurut Mackey, Bahasa juga sebagai sebuah sistem yang merupakan suatu susunan teratur dan berpola yang membentuk sesuatu yang bermakna atau berfungsi. Ia terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur menurut pola tertentu, dan membentuk satu kesatuan. Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbiter, tetapi penerimaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu yang bersifat konfensional. Artinya semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konfensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.



Program Sederhana Tabulasi



Program ini saya dapatkan dari searching juga. Program ini adalah program sederhana tentang pembuata tab tanpa menggunakan form GUI. Kelas yang digunakan bersifat public dengan mengimport kelas javax.swing.*. untuk lebih jelasnya kita dapat melihat gambar.





kita menggunakan beberapa atribut untuk membuat panel di keluarannya nanti, yaitu 











kode JTabbedPaned tab digunakan untuk menampung panel sedangkan kode setelahnya digunakan untuk label penanda.
setelah pendeklarasian atribut yang digunakan, kita membuat sebuah konstruktor yaitu ContohTab ().

kode diatas digunakan untuk frame setting yang kelasnya diambil dari kelas JFrame. kode pada baris ke dua digunakan sebagai besaran panel yang akan kita buat.yaitu besaran panjang,tinggi. kode setelanya digunakan untuk action exit ketika diklik. sedangkan kode yang paling bawah berfungsi sebagai tempat keluarnya window ketika di run (berada di tengah).
kode diatas digunakan sebagai frame setting dengan penginisialisasian label dengan nama yang kita inginkan. langkah selanjutnya adalah konfigurasi layout ke panel.
setelah konfigurasi kosong pada awal keluaran, kita memberikan inisialisasi bada tab yang akan kita buat, setelah itu kita set tata letak dari tab kita, yaitu sekitar (10,10,200,30). setelah setting selesai, kita masukan panel kedalam tab dengan koding "tab.add("Home",tab_home);. setelah selesai, kita masukan tab kedalam frame. dengan koding



setelah itu, langkah terakhir adalah pemanggilan kembali kelas yang kita buat dengan kode

maka ketika dirun, hasil yang akan keluar adalah



untuk source codenya bisa di klik disini http://www.4shared.com/rar/9oMqwiWu/ContohTab.html?