1.
Penulisan
Deduktif
o
Pengertian
Paragraf Deduktif
Ada beberapa
pengertian paragraf deduktif, tetapi meskipun begitusemuanya memiliki maksud
yang sama. Ada beberapa pengertian dariparagraf deduktif, antara lain sebagai
berikut:
·
Paragraf deduktif
adalah paragraf yang memiliki ide pokok
ataukalimat utamanya di awal paragraf, kemudian diikuti olehkalimat-kalimat
penjelas untuk mendukung kalimat utama.
·
Paragraf deduktif
adalah paragraf yang diawali dengan
kalimat utamayang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan khusus.
·
Paragraf deduktif
adalah proses penalaran yang bertolak dariperistiwa-peristiwa yang sifatnya
umum menuju pernyataan khusus.
o
Ciri-ciri
Paragraf Deduktif
Ada beberapa
ciri paragraf deduktif, antara lain sebagai berikut:
a. Kalimat
utama letaknya di awal paragraf.
b. Kalimat
disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul denganpenjelasan berupa
pernyataan khusus.
c. Diakhiri
dengan penjelasan yang spesifik.
o
Contoh –
contoh Paragraf Deduktif
A.
Contoh
Paragraf Deduktif 1
Kawasan
Betawi telah lama dihuni orang. Bahkan, jauh sebelum datangnyapenduduk
berbahasa Melayu, yang baru tiba sekitar abad ke-10 M. Penghuni awal kawasan
Betawi ini bisa dikatakan sebagai masyarakat“proto” Betawi. Kesimpulan tersebut
berdasarkan ditemukannya situsBabelan, Bekasi, Karawang dan Subang yang berasal
dari abad ke-2M. Menurut Prof. James T. Mc Collin, penemuan tersebut menandakan
masyarakat proto Betawi tersebut telah
menghuni daerah di sekitar aliransungai besar, seperti Ciliwung, Cisadane, Kali
Bekasi, danCitarum. Mereka diyakini telah tinggal di daerah yang kini
dikenalsebagai Cengkareng, Sunter, Tanah Abang, Cilincing, Kebon Sirih, RawaBelong, Sukabumi, Kebon Nanas, Jatinegara,
Cawang, Cililitan, KramatJati, Condet, Kelapa Dua, Cipete, Pasar Minggu, Pondok
Gede, LentengAgung, Tanjung Barat, Pasar Jumat, Karang Tengah, Ciputat, Pondok
Cabe,Cipayung, dan Serpong. Jadi, penduduk proto Betawi tersebut telahmenyebar
hampir di seluruh wilayah Jakarta.
B.
Contoh
Paragraf Deduktif 2
Jangan
pernah menyepelekan kemampuan marinir TNI AL. Kemampuan prajuritnya di lautan
tak perlu diragukan lagi. Mereka telah dilatihuntuk dapat menyeberangi Selat
Sunda selama 12 jam non stop melewatipusaran-pusaran arus yang sangat
berbahaya. Pengakuan dari PanglimaArmada ke-7 militer AS yaitu Laksamana Madya Scott van Buskirk
padasaat latihan latihan militer bersama antara
kedua negara dalamCooperation Afloat Readiness and Training (CARAT)
sebagai buktinya. Iamengatakan Angkatan
Laut AS justru masih harus belajar operasi militerdi laut dari pasukan Marinir
Indonesia. Selain pasukan Marinir dinilai memiliki banyak pengalaman dalam
melaksanakan patroli dan operasiantiperompakan di perairan tersibuk di dunia
seperti Selat Malaka.
o
Pengertian
Dasar Deduktif
Deduktif
adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan
prosedur yang berpangkal padasuatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Corak
berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif dan entinem. Dalam penalaran ini tedapat premis,
yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara
langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak
langsung dari dua premis.
Jenis-jenis Penalaran Deduktif :
a)
Silogisme
Silogisme adalah
suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang
berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang
ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau
dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.Silogisme terdiri
atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang
dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi.
Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau
proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu.
Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi
yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai
anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa
yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Bentuk silogisme :
· Silogisme Kategorial
Silogisme
kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contoh:
Premis 1 : Semua
tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Premis 2 : Akasia adalah
tumbuhan (premis minor).
Konklusi :Akasia membutuhkan
air (Konklusi)
· Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetik adalah argumen yang
premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
a)
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Premis 1 : Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Premis 2 : Sekarang
hujan.(minor)
Konklusi
: Saya naik becak (konklusi).
b)
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Premis 1 : Jika hujan,
bumi akan basah (mayor).
Premis 2 : Sekarang bumi telah basah (minor).
Konklusi
: Hujan telah turun (konklusi)
c)
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Premis1 : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan
paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Premis
2 : Politik pemerintahan tidak dilaksanakan
dengan paksa.
Konklusi :
Kegelisahan tidak akan timbul.
d)
Silogisme hipotetik
yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Premis
1 : Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Premis
2 : Pihak penguasa tidak gelisah.
Konklusi : Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
· Silogisme Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Premis 2 : Nenek Sumi berada di Bandung.
∴
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
·
Entinem
Entinem
adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang
dianggap telah dipahami.
Misalnya :
Berangkat
dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis
mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan
: Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yang kesusahan.
Kalau
proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi
”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang
kesusahan.”
2.
Penulisan
Induktif
v Pengertian Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah salah satu
jenis paragraf yang memiliki fungsi untuk menerangkan atau memaparkan suatu
pokok bahasan atau masalah dengan pola penulisan dari khusus ke umum. Maksud
dari pernyataan pola penulisan khusus ke umum adalah paragraf ini akan
memberikan informasi, keterangan atau fakta rinci atau yang lebih sempit
lingkupnya terlebih dahulu baru kemudian dengan cermat memberikan keterangan
yang lebih umum atau simpulan pokok bahasan di akhir paragraf.
Jenis paragraf ini dikenal juga
dengan paragraf yang memiliki kalimat utama di akhir paragraf. Banyak referensi
kebahasaan yang mengatakan hal serupa, namun informasi umum yang dimasuk kan di
akhir paragraf tersebut tentunya tidak hanya berbentuk sebuah kalimat, ide
pokok tersebut juga bisa terbagi dalam lebih dari satu kalimat utuh. Jadi untuk
memahami jenis paragraf ini, anda harus memandangnya secara keseluruhan.
Terkadang pola dari jenis paragraf
ini juga akan menampilkan keterangan atau ide pokok pada awal paragraf. Jadi
susunan lengkapnya akan menjadi umum-khusus-umum. Dan yang wajib dipahami
adalah ide pokok yang terdapat di awal paragraf hanyalah menjadi pembuka untuk
memberikan gambaran apa yang akan dibahas dalam paragraf tersebut. Selebihnya
akan ditegaskan kembali di akhir paragraf.
v Ciri-ciri
Paragraf Induktif
Secara umum kita bisa melhat
ciri-ciri dari jenis paragraf induktif, yaitu sebagai berikut:
a. Adanya
keterangan, informasi atau ide yang bersifat khusus pada awal dan pertengahan
paragraf. Biasanya keterangan tersebut terdapat dalam jumlah yang cukup banyak
disertai dengan pendukung lain seperti fakta fakta tertaik.
b.
Adanya keterangan, informasi atau
ide yang bersifat umum di akhir paragraf. Namun terkadang juga ditemukan hal
serupa di awal paragraf untuk memperkenalkan bahasan dari paragraf tersebut.
c.
Adanya penguat di akhir paragraf
yang menunjukkan simpulan dari paragraf tersebut.
v Pengertian Penalaran
Induktif
Penalaran
induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk
kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk
memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa.
catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis
yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah,
kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang
untuk benar.
Jenis – Jenis penalaran Induktif :
1.
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang
serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau
peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh
melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya
dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli,
peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala
atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau
perasaan tertentu.
Beberapa
contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan
pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan
bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak
nyaman.
b) Berdasarkan
pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau,
kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu
menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat
generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui
kelahiran.
2.
Hipoteses
dan Teori
Hipotese adalah semacam teori atau
kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu
dalam penuntuk dalam penelitian fakta lebih lanjut. Sebaliknya teori merupakan
hipotese yang relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan
sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang
ada. Hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara mengenai
sebab-sebab atau relasi fenomena-fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese
yang telah diuji dan dapat diterapkan pada fenomena yang relevan atau sejenis.
Untuk merumuskan hipotese yang baik perhatikan ketentuan
berikut:
a) Memperhitungkan semua evidensi yang
ada
b) Bila tidak ada alasan lain,
maka antara dua hipotesa yang mungkin diturunkan, lebih baik
memilih hipotesa yang sederhanan daripada yang rumit.
c) Sebuah hipotese tidak pernah
terpisah dari semua pengetahuan dan pengalaman manusia
d) Hipotese buka hanya menjelaskan
fakta-fakta yang membentuknya,tetapi harus menjelaskan fakta-faktasejenis yang
belum diselidiki.
3.
Analogi
Penalaran
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta.
Analogidapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan
berdasarkankesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu
kesimpulan.Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
a) Analogi
dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b) Analogi
dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
c) Analogi
digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh
:
Seseorang
yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan
seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula
semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu
pula bila menuntut ilmu,seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan
ekonomi, kesulitan memahami pelajaran,dan sebagainya. Apakah Dia sanggup
melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya denganmendaki gunung untuk mencapai
puncaknya.
4.
Hubungan
Kausal (Sebab Akibat)
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
salingberhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel
berbunyi. Dalamkehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita
temukan. Hujan turun dan jalan-jalanbecek. Ia kena penyakit kanker darah
dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan
antar masalah yaitu sebagai berikut:
a) Sebab
akibat
Sebab akibat ini
berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapatmenyebabkan
B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap
penyebabkadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal
ini, diperlukankemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan
penalaran. Hal ini akan terlihatpada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap
suatu akibat yang nyata.Contoh :Belajar menurut pandangantradisional adalah
usaha untuk memperoleh sejumlh ilmupengetahuan. ‘Pengetahuan´ mendapat tekanan
yang penting, oleh sebab pengetahuanmemegang peranan utama dalam kehidupan
manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia
mendapat kekuasaan.
b) Akibat
sebab
Akibat sebab ini dapat
kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter.
Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip
dengan entimen. Akan tetapidalam penalaran jenis akibat sebab ini,
Peristiwa sebab merupaka simpulan.Contoh : Dewasa ini kenakalan remaja sudah
menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam
perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata
tajam.Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan
merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya perhatian dari
orang tua dan pengaruhmasyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.
c) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah
suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung
disimpulkan pada suatu akibat yang lain. Contoh : Ketika pulang dari pasar, Ibu
Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain
jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak
ditampilkan yaitu hari hujan.
5. Induksi
dalam metode Eksposisi
Sebagai telah dikemukakan
diatas, untuk menetapkan apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penelitian, apaka data dan informasi itu merupakan kenyataan
atau yang sungguh-sungguh terjadi. Pada tahap selanjutnya pengarang atau penulis
perlu mengadakan penilaian selanjutnya, guna memperkuat fakta yang akan digunakan
sehingga memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Dengan kata lain, perlu diadakannya
seleksi untuk menentukan fakta mana yang akan dijadikan evidensi.
a) Konsistensi
Dasar pertama yang
dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan digunakan sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan
mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten,
tidak ada satu evidensi bertentangan atau
melemahkan evidensi lainnya.
b) Koheresi
Dasar kedua yang
dapat dipakai untuk mengadakan penelitian fakta yang dapat dipergunakan sebagai
evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan
sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia,
atau sesuai dengan sikap yang berlaku. Penulis harus dapat meyakinkan para pembaca
untuk dapat setuju, atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang
kemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu
konklusinya.
v Contoh
Paragraf Induktif
Berikut ini contoh paragraf induktif
dengan tema pendidikan:
Kesempatan mendapatkan pendidikan
diharapkan akan semakin maju kedepan. Pemerintah telah mencanangkan cukup
banyak program terkait dengan peningkatan mutu dan juga kualitas dari
pendidikan di Indonesia. Diantaranya adalah program sekolah gratis. Program
tersebut merupakan langkah nyata yang diharapkan bisa mengatasi problematika
dunia pendidikan. Tidak akan ada alasan bagi siswa untuk kesulitan mendapat
pendidikan yang layak. Tidak hanya itu, kini telah banyak juga bantuan beasiswa
yang bisa menjadi alternatif lain mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Para
siswa baik dengan ekonomi yang kurang memadahi atau pun siswa dengan prestasi
membanggakan mendapatkan perhatian yang sama besarnya. Dan pastinya, dengan
semua usaha bersama tersebut, tujuan pemerintah untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan akan dapat tercapai dengan baik.
from : http://imazshare.wordpress.com/
http://ajengnurfitriani.blogspot.com/